Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Sedikit, Sebab Padanya Terdapat Keselamatan!

Setiap kali raga menikmati kemewahan, ruh sebenarnya merasa
tertekan. Dan, dalam situasi yang serba kekurangan itu sebenarnya tersimpan
keselamatan. Bersikap zuhud terhadap di dunia misalnya, ternyata
merupakan kesenangan yang hanya akan diberikan Allah kepada hambahamba
yang disukai-Nya.

{Sesungguhnya, Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di
atasnya.}
(QS. Maryam: 40)

Seorang penyair mengatakan,
Air, roti, dan naungan konon
adalah nikmat yang paling besar
Aku mengingkari nikmat Rabb-ku
jika aku berkata itu sedikit saja


Bukankah dunia memang tak lebih dari air dingiri, roti yang hangat,
dan nenaungan yang teduh?

Penyair yang lain mengatakan,
Curahkan hujan mutiara langit Sardib
dan luapkan sumur-sumur Takruratibra
Jika aku hidup maka aku tidak bernah kehabisan makan
dan jika aku mati tak pernah kehabisan kuburan


Ambisiku adalah ambisi raja dan jiwaku
adalah jiwa merdeka yang melihat kehinaan sebagai kekufuran
Jika aku tidak puas dengan makanan selama. hidupku
maka kenapa aku datang menemui Zaid dan Umar
Seperti itulah sikap orang-orang yang hidup dengan berpegang teguh
prinsip, jujur dalam dakwah, dan sungguh-sungguh dalam menjalankan
risalah mereka.

Jangan Bersedih Atas Apa yang Masih
Mungkin Akan Terjadi!

Dalam kitab Taurat disebutkan bahwa kebanyakan hal yang ditakuti
tidak pernab terjadi. Ini berarti, kebanyakan kekhawatiran manusia itu tidak
akan terjadi. Karena, dalam otak manusia itu memang lebih banyak khayalan
daripada kabar kebenaran yang pasti terjadi.

Seorang penyair mengatakan,
Aku berkata pada kalbuku saat didera rasa takutyang mengejutkan,
"Bergembiralah, sebab kebanyakan hal yang kau takuti adalah dusta"

Artinya, manakala sebuah peristiwa terjadi pada diri Anda, atau Anda
mendengar ramalan tentang suatu bencana, Anda tak perlu resah, cemas,
dan bersedih. Sebab, berita-berita dan kemungkinan-kemungkinan itu
tidaklah benar. Jika ada yang mampu mengubah takdir, pastilah akan
mencarinya. Namun jika tidak, maka tinggal bagaimana takdir itu harus
Anda sikapi.

{Dan, aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya. Maka, Allah memeliharanya dari kejahatan
tipu daya mereka.}
(QS. Al-Mu'min: 44-45)