Jenis identifier

a. Identifier umum

Merupakan identifier yang didefinisikan sendiri oleh pemrogram. Pemrogram mempunyai kebebasan untuk menentukan nama identifiernya, dengan syarat nama tersebut tidak sama dengan identifier standar dan reserved word yang akan dibahas lebih lanjut. Hal ini untuk mencegah kesalahan yang bisa timbul akibat tumpang tindih identifier dalam program.

b. Identifier Standar (Baku)

Merupakan identifier yang didefinisikan oleh pembuat kompiler Pascal. Biasanya pembuat kompiler menyediakan suatu library yang sudah ada didalam kompiler. Library berisi berbagai procedure, fungsi atau unit yang sudah siap pakai. Misalnya Turbo Pascal Windows 1.5 memiliki suatu unit untuk memproses output yaitu wincrt, gotoxy, yang dengan mudah bisa dipakai oleh programmer di dalam menuliskan kode-kode programnya. Dinamai Identifier Standar karena suatu kompiler tidak harus memilikinya, masing-masing kompiler dimungkinkan mempunyai identifier yang berbeda untuk suatu tugas yang hampir sama. Misalnya Turbo Pascal versi DOS menggunakan crt untuk melakukan fungsi yang sama dengan wincrt (TPW 1.5).

C. Identifier

"reserved word", yaitu yang sudah didefinisikan dan digunakan oleh bahasa PASCAL sendiri (Kita tidak bisa menamai identifier kita dengan ini).


Unsur-unsur Pemrograman

a. Mendapatkan data dengan membaca data dari default input (key board, file atau sumber data lainnya).

b. Menyimpan data ke dalam memori dengan struktur data yang sesuai,

c. Memproses data dengan instruksi yang tepat.

d. Menyajikan atau mengirimkan hasil olahan data ke default output (monitor, file atau tujuan lainnya).

Cara berLogika Mario Teguh

Sebagai sesama alumni Indiana University at Bloomington, saya dan Mario Teguh bergabung di milis alumni Indiana di Indonesia. Melalui milis itu, saya sering ditawari untuk hadir di seminar-seminar Business Art by Mario Teguh. Dengan alasan kesibukan saya sehari-hari sebagai pengajar dan juga peneliti, saya tidak pernah hadir di seminar yang ditawarkan tersebut, yang biasanya tiket tanda masuknya cukup tinggi untuk ukuran kantong saya (dan cukup rendah guna dan relevansinya dengan kerjaan saya sebagai dosen ilmu komputer).


Pada suatu hari di tengah-tengah acara berbagai stasiun televisi yang hampir semuanya menayangkan sinetron, saya memindahkan channel ke O-Channel, the Jakarta’s own channel (sorry bagi rekan-rekan pembaca yang bukan bertempat tinggal di Jabodetabek – Jakarta Greater Area – mungkin tidak bisa menangkap saluran ini).

Acaranya adalah “Business Art by Mario Teguh”. Pembawa acaranya adalah Shahnaz Haque dan kemudian diganti dengan Hilbram. Pembicara utamanya tentu saja Bung yang satu ini, Mario Teguh. Waktu acara dipandu oleh Shahnaz Haque, entah kenapa saya belum terlalu suka dengan acara yang ditayangkan O Channel setiap hari Kamis jam 20.30 ini (tayangan ulang Minggu jam 11.30). Mungkin Shahnaz kurang bisa memancing pertanyaan kepada Mario Teguh secara bernas dan “chantas” (bhs Jawa). Walau di acara yang lain seperti Digital LG Prima yang dipandu Shahnaz dan Isur, saya sangat menyukainya (antara lain karena anak saya sempat memenangkan Kuis Digital LG Prima babak pertama dan menerima USD 300 prize money dari Indosiar). Tapi Hilbram lain, dia bisa menanyakan kepada Mario Teguh pertanyaan2 yang bisa menggugah minat pemirsa seperti saya, yaitu pertanyaan yang bernas dan “chantas” (my daughter, Dessa, seems doesn’t agree with me in this matter…).


Kelebihan Mario Teguh mungkin jam terbangnya yang cukup tinggi sehingga pertanyaan apapun dari pemirsa dan hadirin di studio O Channel dapat dijawabnya dengan excellent. Tapi kelebihan yang lain, dia bisa menjawab pertanyaan to the point, dalam waktu yang cepat, dan dengan lugas (apa bisa disebut menjawab dengan “concise”, saya kira kata2 ini kurang tepat). Tapi kekurangan Mario Teguh (apa malah juga kelebihannya ?) adalah dia menjawab dengan “logika Amerika” yang bagi pemirsa kadang tidak langsung dapat mengerti apa yang dia maksud, tapi dia sendiri tersenyum, tanda mengerti. Di jagad Indonesia, “bahasa logika” semacam ini cuman ada dua yang pakai, yang pertama adalah Pak Andi Hakim Nasoetion (alm) kala mengajar matematika dan statistika di IPB, dan yang kedua, ya Mario Teguh ini. Bila anda ngambil kelas Pak Andi, maka setiap 15 menit sekali Pak Andi pasti melucu (Ronald Reaganpun sama !!), biasanya mahasiswa akan ketawa dua kali. Tawa pertama adalah bagi mahasiswa yang langsung mengerti apa lucunya dari joke-joke Pak Andi tersebut (the quick witted) dan tawa kedua bagi mahasiswa yang nanya ke mahasiswa sebelahnya apa sih yang lucu (the slow witted). Mario Teguh sama ! Itu yang membuat saya menyukai acara “The Business Art with Mario Teguh” di O Channel. Belakangan isteri saya yang hobbynya membaca berbagai koran tabloid memberitahu saya bahwa Mario Teguh sejak kecil sekolah di Amerika, makanya bahasanya adalah “bahasa logika” Amerika yang secara intrinsic sudah built-in di bahasa Inggris. Lain dengan bahasa Jawa yang njelimet dan “beating around the bush” (misalnya “besok” di bahasa Jawa bisa berarti besok pagi, tahun depan, atau sepuluh tahun kemudian; “ya” bisa berarti “tidak” dan sebaliknya “tidak” bisa berarti “ya”) atau bahasa Indonesia yang tak berlogika (mungkin awalnya bahasa Indonesia lebih untuk keperluan sastra).


Ini cerita saya di depan mahasiswa Teknik Informatika Binus ketika saya mengajar di depan kelas (sorry Pak Mario Teguh, saya ambil kata-kata anda) : “Sebagai dosen yang telah mengajar 25 tahun di Binus gaji saya per bulan adalah 8 koma sampai 10 koma”. “Wah, banyak ya pak ?”, tanya seorang mahasiswa, beberapa di antaranya bertepuk tangan dan bersuit-suit karena menganggap gaji saya cukup besar.

“Iya, setelah tanggal 10, saya koma. Itu artinya 10 koma”, kata saya.

Dan mahasiswapun tertawa terpingkal-pingkal, dan untuk sementara waktu saya tidak bisa melanjutkan mengajar sambil nunggu ketawa mereka mereda.


(Thanks Pak Mario Teguh dan O Channel atas acaranya yang bagus. Dengan menonton TV, saya tidak perlu bayar Rp 2 juta sekali seminar…he…he….)

Kenali Senyuman

Seringkali kita terfikir dan kadangkala kita terlupa bilakah kita mula berkenal dengan sahabat kita, dimanakah mulanya ukhuwah itu terjalin, dan macam-macam lagi persoalan asas mengenai bagaimanasesuatu perhubungan itu mula tercetus.

Artikel kali ini di tulis sebagai panduan untuk ikhwah wa akhwat, supaya mula mencari di mana titik mulanya sesuatu persahabatan atau ukhuwah itu terjalin. Ini kerana kebiasaannya kita tidak pernah menghargai sesuatu yang kita miliki itu sehinggalah kita sedar betapa susahnya kita mendapatkannya.

Sesuatu yang saya maksudkan di sini ialah ukhuwah islamiyyah. Bagaimanakah ukhuwah itu boleh terjalin? Ada beberapa sebab bagaimana ia bermula. Pertamanya adalah dengan mengucapkan salam dan memberikan senyuman. Melalui beberapa pengalaman saya,
salam dan senyuman memang memainkan peranan penting dalam memulakan sesuatu perhubungan.

Kadangkala apabila berkunjung ke masjid kerapkali kita lihat beberapa jemaah yang memang kita kenali wajahnya, pakaiannya, malahan kopiah yang di pakainya juga lekat di dalam fikiran kita. Tetapi bila di tanya lanjut namanya kita mula buntu. Seringkali juga kita mengelaskan seseorang jemaah di masjid itu berdasarkan warna bajunya, kopiahnya dan lain-lain lagi. Jadi, ikhwah wa akhwat, mulakanlah perhubungan dengan salam dan senyuman. Biarpun kita jarang-jarang senyum, mahu atau tidak kita kerapkali tunduk atau kalah dengan senyuman atau salam orang lain.

Sabda Rasulullah SAW,
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, jalinlah hubungan kekerabatan, dan kerjakanlah sholat di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, nescaya kalian akan masuk syurga dengan damai”
* Hadith shohih di riwayatkan oleh Imam Ahmad (23272), Tirmidzi (2485), Ibnu Majah (3251) dan Darimi
(1460) dari Abdulloh bin Salam. Lihat Al-Misykat (1907)
Bagi umat Islam, kita tidak payah menggantikan ucapan salam kita dengan pelbagai bentuk salam mengikut waktu yang berbeza-beza. Ahlan, kaifa ashbahta, ahlan wa sahlan, atau shobahu’l khoir adalah contoh bentuk salam yang kerapkali di gunakan. Memadailah dengan ucapan “Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” (Semoga kedamaian, rahmat Allah dan barkahnya tercurah atas kalian).

Ikhwah wa akhwat yang di rahmati Allah.
Senyuman juga adalah satu pelengkap kepada salam yang di ucapkan. Salam yang di iringi dengan senyuman bakal mempamerkan keikhlasan si pemberi salam.
Sabda Rasulullah SAW,
“Senyum yang engkau berikan kepada saudaramu adalah sedekah”

Struktur Bahasa PASCAL

struktur bahasa pascal :

1. Bagian Judul Program
2. Bagian Deklarasi
a. Deklarasi tipe data (TYPE)
b. Deklarasi variabel (VAR)
c. Deklarasi konstanta (CONST)
d. Deklarasi label (LABEL)
e. Deklarasi sub-program (PROCEDURE dan FUNCTION)
3. Bagian Program Utama Perintah-perintah.

Teks Pascal setidaknya memiliki bagian Judul Program, bagian Deklarasi, dan Bagian Program Utama yang berupa perintah-perintah. Sedangkan untuk bagian deklarasi menyesuaikan dengan isi dari program itu sendiri. Contoh program PASCAL:

program TAMBAH_00; { Menjumlahkan dua bilangan yang nilainya diberikan dalam perintah}
var X, Y, Z: integer; { Deklarasi variabel X,Y dan Z sebagai bilangan bulat }
BEGIN { Program Utama Mulai }
X := 50; { Perintah memberikan nilai 50 pada var. X }
Y := 25; { Perintah memberikan nilai 25 pada var. Y }
Z := X + Y; { Perintah menjumlahkan X dan Y serta menyimpan hasilnya ke Z}
END. { Akhir Program Utama }